Berkarakter, Berwawasan, Beriman
SMA Negeri 3 Pangkalpinang menghadirkan KPU dan Bawaslu Kota Pangkalpinang untuk mengedukasi peserta didik tentang pemilu yang demokratis berasaskan luber dan jurdil, Rabu (31/01/24).
Di tengah hiruk pikuk persiapan Pemilu 2024, KPU dan Bawaslu Kota Pangkalpinang hadir di SMA Negeri 3 Pangkalpinang dalam rangka menyampaikan materi tentang penyelenggaraan dan pengawasan Pemilu. Kegiatan yang mengusung tema "Gen Z, Kawal Pemilu yang Demokratis Berasaskan Luber dan Jurdil" ini merupakan rangkaian dari kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) tema suara demokrasi.
Kegiatan yang diikuti oleh kelas X ini sebagai wujud partisipasi dalam menyukseskan pemilu 2024. Yani Wiliyawati, koordinator P5 Suara Demokrasi memaparkan bahwa kegiatan ini adalah salah satu jalan untuk menyebarkan pemahaman yang komprehensif terhadap peserta didik.
"Selanjutnya kegiatan ini akan menjadi bekal untuk peserta didik dalam mengamati jalannya Pemilu 14 Februari nanti sebagai salah satu bentuk implementasi P5 kali ini," ungkap Yani.
Sementara itu, Margarita, anggota KPU Pangkalpinang mengungkapkan bahwa KPU memang memiliki program untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula dengan mengundang siswa maupun hadir di sekolah-sekolah.
"Kami di KPU sejak tahun 2022-2023 telah melakukan sosialisasi di beberapa segmen. Target dari KPU sendiri ada beberapa segmen. Pemilih pemula menjadi prioritas segmen yang harus dijumpai," ungkap Margarita.
Dalam sesi yang berbeda, Wahyu Saputra, anggota Bawaslu Pangkalpinang mengungkapkan usaha dalam hal meningkatkan partisipasi pemilih.
"Konsentrasi kita adalah lebih kepada pengawasan pemilu partisipasi. Artinya, dugaan-dugaan pelanggaran yang mungkin akan terjadi. Selain itu juga, hasil dari pemetaan kerawanan Pemilu yang telah kami lakukan, itulah menjadi langkah persuasif kita untuk melakukan sosialisasi dan kemungkinan dugaan-dugaan lainnya," papar Wahyu.
"Kemudian kalau kita kaitkan dengan generasi Z yaitu pemilih pemula, Bawaslu memastikan daftar pemilih yang khususnya untuk pemilih pemula tentu secara masif kami lakukan. Tetapi, memang persoalannya pada keterbatasan anggaran juga untuk sampai pada seluruh sekolah. Tapi, paling tidak kami sudah melakukan sosialisasi pada periode sebelumnya," lanjutnya.
Statistik menyebutkan bahwa lebih dari 50% pemilih dalam Pemilu 2024 adalah anak muda berusia di bawah 40 tahun, yang menandakan bahwa generasi muda memiliki kekuatan besar untuk menentukan arah masa depan Indonesia. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang proses demokrasi dan bahayanya praktik kotor seperti politik uang menjadi sangat penting.
Isu politik uang menjadi salah satu topik yang turut menjadi sorotan dalam kegiatan ini. Isu ini memang dianggap topik yang mendesak untuk dibicarakan.
Dalam sesi interaktif, para siswa diajak untuk memahami definisi, bentuk, dan dampak dari politik uang. Narasumber dari KPU Margarita menekankan bahwa politik uang bukan hanya transaksi uang tunai, tetapi juga bisa berupa pemberian barang atau janji-janji yang bisa mempengaruhi keputusan pemilih. Anggota Bawaslu Kota Pangkalpinang, Wahyu Saputra memaparkan tentang konsekuensi hukum yang bisa menimpa pelaku politik uang dan pemilih yang terlibat.
Praktik politik uang harus ditanggapi dengan serius karena dapat merusak akuntabilitas dan penyelenggaraan demokrasi. Oleh karena itu, edukasi tentang bahaya politik uang sangat penting, terutama bagi generasi muda yang akan menjadi pemilih masa depan. Dalam kegiatan edukasi ini, narasumber dari KPU dan BAWASLU memberikan penjelasan mendalam tentang dampak negatif politik uang serta upaya yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mencegah dan menanggulangi praktik tersebut.
Edukasi ini juga menekankan pentingnya peran pemilih pemula sebagai konsumen aktif informasi di media sosial untuk menjadi lebih kritis. Dengan memverifikasi fakta dan sumber informasi, mereka dapat terhindar dari arus informasi menyesatkan yang bisa mempengaruhi keputusan politik mereka.
SMA Negeri 3 Pangkalpinang berharap bahwa melalui kegiatan ini, siswa dapat memahami pentingnya menjaga integritas dalam proses demokrasi dan menjadi pemilih yang cerdas. Selain itu, peserta didik diharapkan dapat turut berpartisipasi dalam Pemilu kali ini, terutama dalam pengawasan Pemilu.
Komentar (0)